Okebaik- Banjir dukungan kepada Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Ikram Malan Sangaji-Ahlan Djumadil, mengalir deras di tiap kampung dan kecamatan yang ada di Kabupate Halmahera Tengah.
Meski belum memasuki masa kampanye. Namun dukungan kepada pasangan dengan akronim IMS-ADIL terus berdatangan.
Lihat saja saat tim IMS-ADIL melakukan pelantikan tim kampanye di 4 kecamatan, terlihat ribuan warga berbondong-bondong hadir. Empat kecamatan itu mulai dari Patani Selatan, Patani Utara, Patani Timur dan Patani Barat.
Membludaknya dukungan ke IMS-ADIL, memberi gambaran dan kekuatan rasa cinta rakyat Fagogoru kepada IMS-ADIL. Bahkan, ada ribuan pendukung Elang-Rahim pun mengalihkan dukungan mereka kepada IMS-ADIL.
Tokoh-tokoh penting di Halteng yang dulu bersama Elang-Rahim, juga hampir sebagian besar berpindah dan menjadi tim pemenang IMS ADIL.
Juru Bicara Paslon IMS-ADIL, Hamdan Halil mengatakan, Paslon IMS-ADIL dengan segala sumber daya yang dimiliki terus bekerja mendulang kekuatan untuk memenangkan Pilkada Halteng.
“Semakin mitra tarung (lawan politik) menyerang, mencaci, menghina, provokasi dengan isu-isu murahan berbasis SARA, hoax dan tipu daya kepada IMS-ADIL, maka mereka semakin dekat dengan kekalahan di depan mata,” ucap Hamdan.
Menurutnya, rakyat Halteng sudah jenuh gaya kepemimpinan Elang yang otoriter dan memaki-maki rakyat di depan umum. Rakyat Halteng merindukan kepimpinan baru yang sejuk dan harmonis seperti yang dilakukan IMS.
“Bangkit dari kejenuhan dan bergerak maju bersama IMS ADIL, kita tunaikan Fagogoru bukan sekedar slogan politik kosong, tetapi nilai luhur yg wajib kita junjung dalam menyongsong Halteng sejahtera, adil, mandiri dan maju,” ucapnya.
Yel-Yel seperti Buang Lama Ganti Baru, kata Hamdan, muncul dari mulut masyarakat sendiri sebagai ekspresi kejenuhan atas kepemimpinan Elang. Kita tidak bisa menghentikan aspirasi rakyat semacam ini karena lahir dari pengalaman politik sebelumnya.
“Kepimpinan Elang menyisakan trauma atas konflik antar sesama karena politik adu domba, dan ujaran kebencian berbasis suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), bahkan janji-janji politik yang tak kunjung ditepati,” cecar Hamdan.
“Rakyat Halteng menyatu dalam kesadaran kepemimpinan baru untuk menyudahi sandiwara politik dan pengkultusan Halteng seolah-olah milik 1 orang yang tidak becus mengurus daerah dan meninggalkan tumpukan ratusan milyar utang, puluhan proyek bermasalah, terlibat dalam dugaan praktek korupsi, mendulang kekayaan dan kemewahan di tengah kemiskinan rakyat,” urainya. (ren)
Tinggalkan Balasan