Okebaik- Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara (Malut), menggelar rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Rakor digelar di Aula Haji Salahuddin Bin Talabuddin, Selasa (10/09/2024) itu, dibuka secara resmi Penjabat Bupati Halmahera Tengah, Bahri Sudirman (BS).

Dalam sambutannya BS menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tak terhingga atas terselenggaranya rakor ini.

“Semoga melalui acara ini dapat tercipta komitmen dari seluruh pihak yang hadir dalam penanggulangan permasaah Stunting secara bersama, serta program yang telah direncanakan dapat direalisasikan dengan baik,” ucapnya.

Menurutnya, percepatan penurunan angka prevalensi stunting merupakan salah satu program prioritas nasional yang harus didukung bersama-sama. Bahkan Presiden telah mengeluarkan Perpres nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.

“Diiplementasikan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN-PASTI) sebagai pedoman dan panduan bagi pemerintah, baik pusat, daerah hingga level desa dalam melaksanakan program percepatan penurunan Stunting,” ungkapnya.

Apalagi, stunting termasuk urusan kesehatan yang essensial dan berdampak jangka panjang bagi generasi  masa depan negara dan daerah, sehingga  penanganannya juga perlu melibatkan banyak pihak dan banyak aspek secara berkelanjutan.

Stunting, lanjutnya, tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata, dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.

“Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya. Bahkan, stunting dan Kekurangan Gizi pada Balita berkontribusi pada berkurangnya 2-3% Produk Domestik Bruto setiap tahunnya,” urainya.

Sesuai dengan kebijakan strategi nasional yang tercantum dalam peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 73 tahun 2021, tentang percepatan penurunan stunting yang diundangkan pada tanggal 5 Agustus 2021, ada 5 pilar pencegahan stunting antara lain:

Pertama, peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.

Kedua, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat; Ketiga, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.

Keempat, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat. Kelima, penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.

“Saya berharap rembuk pada hari ini dapat meningkatkan komitmen bersama dalam penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Hamahera Tengah yang kita cintai ini,” harapnya.

Menurutnya, kunci pencegahan stunting adalah pada 1000 hari pertama Kehidupan (HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah dua tahun (Baduta), baik melalui intervensi spesifik, maupun intervensi sensitif, perlu terus diupayakan.

Olehnya itu ia meminta intervensi tidak hanya diaksanakan oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga dilakukan oleh sektor lain. Karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi oleh sektor non kesehatan, dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen.

“Dukungan tersebut diantaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, dan utamanya pemahaman secara baik, serta kepedulian masing-masing individu, berikut masyarakat. Untuk mengoptimalkan perannya, dalam upaya penanggulangan stunting. Masalah gizi harus menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan,” tegasnya.

Penanganan stunting, kata Bahri, harus dilaksanakan secara holistic, integrative dan berkualitas melalui koordinasi sinergi dan sinkronisasi diantara pemerintah dan Lembaga. Karena target penururnan Nasional 14% pada tahun ini, bisa dicapai jika bekerja sama.

“Semoga kegiatan pada hari ini dapat menjadi forum strategis untuk membangun komitmen dan dukungan serta keterlibatan lintas sektor,” akhirnya. (ren)

Okebaik_satu
Editor
Okebaik_satu
Publikasi