Okebaik- Penjabat Bupti Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara (Malut), Ikram M. Sangadji (IMS) menargetkan pada tahun 2024 produksi beras di Halteng capai 2.800 ton.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Tengah, Yusmar Ohorella kepada Okebaik mengatakan, target 2.800 ton beras di atas lahan seluas 500 hektar.

“Target uni karena sebelumnya untuk pencanangan awal luas tanam seluas 110 hektar (Januari-Mei) telah dilakukan penanaman pada tanggal 29 Desember 2023 yang berlokasi di Desa Lembah Asri. Dan Bulan Maret kemarin dilakukan penanaman di Desa Wairoro Indah,” ungkap Yusmar, Sabtu (27/4/2024).

Dikatakan Yusmar, IMS kembali melakukan kegiatan tanam padi di Desa Persiapan Era Fagogoru (Trans Waleh SP 1) Kecamatan Weda Utara pada bulan mei mendatang.

“Jadi perluasan areal tanam 110 hektar ini dilakukan di 3 desa, yakni Desa Lembah Asri, Desa Wairoro Indah Kecamatan Weda Selatan dan Desa Persiapan Era Fagogoru Trans Waleh SP 1 Kecamatan Weda Utara,” katanya.

“Dan untuk memenuhi target Iuasan 500 hektar tersebut pada awal bulan Juli tahun 2024 akan dilakukan olah lahan sawah yang telah dipanen untuk kegiatan tanam padi kembali,” tambahnya.

Menurut Yusmar, Kabupaten Halmahera Tengah, di bawa kepemimpinan IMS selaku Penjabat Bupati terdapat lima program utama yang menjadi prioritas kebijakan pembangunan.

Lima program tersebut dua diantaranya adalah kemiskinan, ekonomi dan UMKM, jika ditarik garis lurus, maka dua program tersebut di atas menjadi tugas dan fungsi Dinas Pertanian untuk dapat diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan.

“Dengan dua program tersebut, dinas pertanian pada tahun 2024 memprogramkan kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan lahan potensial khususnya lahan sawah untuk bisa olah dan dimanfaatkan untuk kegiatan tanam padi,” paparnya.

Apalagi,  IMS memiliki target pada tahun 2024, Kabupaten Halmahera Tengah menjadi penyedia pangan, khususnya pangan di Provinsi Maluku Utara.

Dengan program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan lahan potensial, khususnya sawah yang selama ini tidak diolah, agar dapat diolah untuk kegiatan tanam padi.

Selain untuk perluasan areal tanam (PAT), kata Yusmar, program ini juga dapat mendorong dan untuk meningkatkan pendapatan petani, mengatasi kemiskinan dan menjawab ketika terjadinya kerawanan pangan atau krisis pangan sebagaimana yang dicatat oleh World Food programe (WFP).

“Oleh karena itu, program akselerasi untuk intensifikasi dan ekstensifikasi lahan yang sedang di gencarkan, merupakan langkah ikhtiar paling mungkin untuk menjawab akan ketersedian kebutuhan masyarakat akan pangan (beras),” akhir Yusmar. (ren)

Okebaik_satu
Editor