Okebaik- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Ternate bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kota Ternate, menggelar peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025.

Kegiatan yang dipusatkan di Taman Nukila, Minggu (20/07/2025) itu, dimeriahkan dengan berbagai permainan tradisional yang biasa dimainkan seluruh anak-anak di Provinsi Maluku Utara.

Sejumlah anak-anak dari berbagai PAUD dan TK yang ada di Kota Ternate, terlihat sangat ceria memainkan permain tradisional ini, mulai dari lari karong, permainan bekel, permainan boy, permainan cenge-cenge dan permaian leng kali leng.

Bahkan, Wali Kota Ternate Tauhid Soleman, Kpolres Ternate AKBP. Anita Ratna Yulianto dan Ketua DPRD Kota Ternate Rusdi A Im serta sejumlah Forkompimda lainnya ikut bermain bersama ratusan anak-anak.

Ketua TP PKK Kota Ternate, Marliza M. Tauhid kepada sejumlah awak media mengatakan, permainan tradisonal ini diangkat DP3A dan TP PKK karena sangat penting untuk mengantisipasi kondisi anak-anak sekarang sangat tidak terlepas dari gadget.

Apalagi, kata Marliza, permainan tradisional sebenarnya punya nilai-nilai filosofi  kebersamaan, sprotif, rasa kekeluargaan.

“Kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk mengenalkan kembali berbagai permainan tradisional kepada generasi Z dan Alpha,” ungkap Marliza.

Untuk itu Mariza yang juga Ketua Bunda PAUD berharap permainan tradisional ini tidak hilang dari dunia anak-anak, khususnya pada anak-anak di Kota Ternate. Bahkan, sebagai Bunda PAUD, Merliza menginginkan permainan tradisional rutin dilaksankan disemua PAUD yang ada di Kota Ternate.

“Melalui permainan tradisional ini, kita bisa menekan kasus kekerasan terhadap anak yang banyak dipicu oleh pola asuh tidak tepat, penyalahgunaan gadget, dan minimnya interaksi sosial. Dengan permainan tradisional ini juga anak-anak punya kekebebasan untuk bermain, berekspresi, dan tumbuh dalam suasana gembira,” urai Marliza.

Marliza mengajak seluruh orang tua dan masyarakat untuk hidupkan kembali permainan tradisional yang sarat akan nilai-nilai kebersamaan dan kreativitas. Permainan tradisional seperti lari karong, permainan bekel, permainan boy, permainan cenge-cenge dan permaian leng kali leng serta permainan tardisional lainnya sebagai bagian dari kekayaan budaya yang mulai dilupakan oleh generasi muda.

“Permainan tradisional ini bukan hanya hiburan, tapi juga membentuk karakter anak-anak Indonesia. Kami berharap kegiatan seperti ini menjadi momentum untuk mengenalkan kembali budaya lokal kepada anak-anak sejak dini,” pungkasnya. (ata)