Okebaik- Pasca dilantik sebagai Bupati Pulau Taliabu periode 2025-2030 pada 26 Mei 2025 lalu, Sashabila Widya Lufitalia belum memberikan terobosan yang signifikan, terutama dalam 100 hari kerjanya sebagai Bupati Pulau Taliabu.

Sudah masuk ke 22 sejak di lantik, namun sampai saat ini belum terlihat apa yang akan dilakukan bupati termuda ini dalam 100 kerjanya. Yang terjadi di 22 hari kerjanya hanya otak-atik jabatan, mulai dari Kades, Camat, Kabag hingga Kadis yang sempat terjadi polemik.

“Lihat apa target dalam 100 hari yang mau diselesaikan. Rakyat Taliabu masih bingung dengan program 100 hari kerja Bupati Pulau Taliabu,” ungkap Wakil Sekretaris Hukum HAM dan Advokasi Publik Pemuda Muhammadiyah Pulau Taliabu, Mohri Umaaya, S.H.

Padahal, disetiap momentum pertemuan Sashabila Widya Lufitalia maupun wakilnya La Ode Yasir bersama pimpinan OPD yang dibahas hanya tentang program 100 hari kerja. Namun hingga saat ini, kerangka program 100 hari itu seperti apa bentuknya tidak ada kejelasan.

Setelah menyimak pidato wakil bupati saat itu cuma penyampaian visi misi secara menyeluruh, namun program 100 hari tidak disampaikan secara eksplisit.

“Kira kira Apa yang mau kita ukur kalau programnya saja kita tidak ketahui,” cecarnya.

Bahkan Sashabila Widya Lufitalia pun tidak menyinggung program 100 hari kerja saat memberikan pidato, baik saat pejemputan dan saat apel perdana bersama ASN di Kantor Bupati Pulau Taliabu.

“Bupati atau wakil bupati harus jelaskan pada rakyat Taliabu apa yg mau dituntaskan dalam 100 hari kerja ini,  sehingga kita bisa liat keseriusan pemerintahan saat ini. Daerah lain sudah berlomba-lomba menuntaskan program 100 hari kerja, sementara kita narasinya aja misterius,” tandasnya. (sin)