“Jangan lagi Pilkada hanya dianggap sebagai rotasi kepemimpinan semata, tanpa adanya perubahan signifikan bagi daerah kita,” Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Maluku Utara, Basri Salama.
Okebaik- Bakal Calon Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara, Basri Salama berkesempatan berdiskusi dengan ratusan insan pers dalam agenda ngopi dan ngobrol bersama insan pers yang dipusatkan di D’MOZAIK CAFE, Selasa (23/07/2024).
Bertajuk “Peran Media Lahirkan Pemimpin Serba Bisa”, abang Bas sapaan paling akrab Basri Salama menjadi salah satu calon kepala daerah yang mengumpulkan insan pers untuk mendiskusikan problem Maluku Utara saat ini dan kedepannya.
Beberapa isu dibahas dalam diskusi itu, mulai dari kebebasan pers, fasilitasi pengusaha lokal hingga pengelolaan sumber daya alam yang tidak terkontrol, sehingga tidak memberikan dampak kesejahteraan untuk rakyat Maluku Utara.
Di hadapan para insan pers, mantan anggota DPD RI itu menguraikan beberapa problem yang dihadapi Maluku Utara saat ini, sekaligus memberikan pandangannya tentang arah Maluku Utara ke depan.
Basri menegaskan, sudah saatnya melahirkan pemimpin dengan ide-ide besar dan mengembalikan politik gagasan yang mulai hilang. Setidaknya membangun rotasi kekuasaan 5 tahunan ini dengan pendekatan yang lebih progresif, dengan melihat orang dan apa mimpi besar dia tentang Maluku Utara.
“Saya ingin para calon membicarakan ide-ide besar mereka, gagasan mereka, agar nanti ibu-ibu di tempat liliyan bisa bilang ‘saya mau pilih si A karena programnya begini’, dan sebagainya,” ungkap salah satu pejuang pemekaran Provinsi Maluku Utara ini.
“Jangan lagi Pilkada hanya dianggap sebagai rotasi kepemimpinan semata, tanpa adanya perubahan signifikan bagi daerah kita,” lanjutnya.
Menurut Basri, diskursus yang melahirkan kebijakan pro rakyat bakal membuat generasi muda tidak lagi antipati terhadap agenda-agenda politik. Keberpihakan Hanura Malut terhadap anak muda, lanjutnya, telah dibuktikan dengan mengirim empat anak muda di perwakilan DPRD Malut, yakni Sukri Ali, Iswanto, Muhammad Afif, dan Yusran Pauwah.
“Ini bukti dan komitmen Hanura untuk selalu mendorong anak-anak muda untuk terlibat langsung dengan agenda-agenda politik di daerah ini,” kata Basri.
Basri mengajak anak-anak muda Maluku Utara untuk lebih berpartisipasi dalam politik melalui gagasan konstruktif. Meski ia sadari, bahwa masih minim tokoh muda dengan visi konstruktif tentang pembangunan daerah.
“Salah satu contoh nyata adalah kurangnya kajian tentang dampak ekonomi mikro dari investasi nikel terhadap masyarakat lokal. Mirisnya kajian ini belum juga ditemukan dari kalangan akademisi,” jelasnya.
“Akibatnya apa, masyarakat merasa kaget dan bingung dengan investasi yang masuk, terutama di sektor pertambangan nikel,” sambung Basri Salama.
Mirisnya lagi, pemda masih berpikir instan dan tidak merencanakan masa depan. Belum lagi, diskursus nasional, Maluku Utara seakan terabaikan. Padahal kekayaan sumber alam di Maluku Utara begitu melimpah.
“Kita tidak anti investasi pertambangan, yang kita inginkan itu kehadiran industri pertambangan memberikan efek baik terhdap kesejahteraan masyarakat Maluku Utara,” ucap Basri.
Basri juga menyoroti pentingnya transparansi data pendapatan daerah, terutama di sektor industri pertambangan. Apa tujuannya, tentu untuk mengatasi kemiskinan pasca tambang.
Terakhir Basri menekankan pentingnya memastikan kebebasan pers dalam memberitakan informasi, mengontrol, dan memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah daerah.
“Pemerintah daerah perlu mendorong kemandirian pers melalui program yang kolaboratif,” ujar Basri.
Basri berharap visinya untuk Maluku Utara dapat membawa perubahan signifikan dan mengembalikan politik gagasan yang lebih konstruktif dan berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.
“Menumbuhkan sektor pertanian, perikanan, dan UMKM harus menjadi prioritas dalam program pembangunan yang inklusif dan kolaboratif,” akhir Basri. (tr01)
Tinggalkan Balasan