Okebaik- PT. MRI, merupakan salah satu perusahaan sub kontraktor di PT Smart Marsindo yang beroperasi di Pulau Gebe.
Perusahan tambang yang beroperasi di Pulau Gebe sudah cukup lama ini diduga melakukan penyerobotan lahan warga.
Pasalnya, lahan warga yang sudah dikeruk hasilnya oleh perusahan itu juga belum dilakukan ganti rugi tanaman.
Salah satu warga Pulau Gebe Mustafa Fataha mengatakan, pihak perusahaan dianggap tidak transparan soal hak-hak warga.
Pasalnya sebagian tanaman warga yang terkena dampak akibat aktivitas perusahaan belum dibayarkan sampai saat ini.
“Baru-baru ini ada sekitar lima warga yang kebun dan tanamannya kena dampak akibat aktivitas perusahaan, sampai pohon pala mereka ada yang mati, namun mereka belum bayar, cuma janji saja,” kata Mustafa.
Mustafa bilang, PT. MRI merupakan sub kontraktor PT. Smart Marsindo ini sangat meresahkan warga setempat. Selain tidak transparan, perusahaan saat ini tengah beroperasi menggali ore dekat dengan salah satu sekolah dan satu rumah ibadah.
“Aktivitas tambang ini sudah di belakang sekolah SMA Negeri 3 Halteng dan salah satu tempat ibadah (Gereja) yang dekat dengan area penambangan, sehingga suara alat berat (Eksavator) sangat mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar,” papar Mustafa.
Menurutnya, keberadaan aktivitas penggalian ore oleh perusahaan terlalu dekat dengan sekolah tersebut juga meningkatkan potensi bahaya longsor yang dapat mengancam keselamatan siswa dan guru.
Selain itu kata Mustafa, tak hanya itu, kalau musim panas, debu dari aktivitas perusahaan ini sangat menggangu proses belajar mengajar di sekolah.
“Jadi, kalau musim panas ditambah dengan angin, maka guru – guru dengan siswa hirup debu, karena jaraknya kurang lebih 500 meter dengan sekolah, hanya saja aktivitas perusahaan ini di atas gunung jadi liat sekolah kebawa dekat sekali,” tutupnya. (ren)
Tinggalkan Balasan