Okebaik- Desa Tuada, yang terletak di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, merupakan desa pesisir yang memiliki potensi besar dalam sektor perikanan dan budidaya perairan.

Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan perikanan serta jasa lainnya. Di sisi lain, aktivitas perikanan dan budidaya, seperti ikan dan udang juga dalam beberapa kurun waktu terakhir menjadi aktifitas kelompok budidaya makin menunjukan tren yang sangat baik. Namun tantangan dalam pengelolaan sumber daya perairan dan pengembangan kapasitas pembudidaya menjadi perhatian utama.

Melihat potensi dan kebutuhan ini, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun (Unkhair), menginisiasi kegiatan bina desa sebagai bentuk nyata dari tugas perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat.

Kegiatan bina desa ini berlangsung di Desa Tuada dengan mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Kelompok Pembudidaya Ikan dan Udang melalui Implementasi Riset dan Teknologi”.

Dalam kegiatan ini, tim dari Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unkhair melibatkan masyarakat pembudidaya dalam sesi Focus Group Discussion (FGD) untuk memberikan edukasi, berbagi inovasi teknologi, dan memfasilitasi diskusi terkait permasalahan budidaya ikan dan udang.

Dalam sesi pelatihan, kegiatan diisi oleh dua narasumber utama, yakni Prof. Dr. Ir. Yuliana, M.Si., dan Dr. Waode Munaeni, yang memaparkan materi terkait Manajemen Pengelolaan Kualitas Air pada Budidaya ikan dan udang serta Teknik Budidaya Udang dan Ikan Sistem Bioflok.  Sesi ini dipandu oleh Rovina Andriyani, ST.Pi., MP., sebagai moderator.

Pelatihan berlangsung sangat dinamis, dengan partisipasi aktif dari para peserta. Mereka mendapatkan banyak tambahan pengetahuan tentang teknik budidaya ikan dan udang yang lebih efektif, mulai dari pengelolaan kualitas air hingga pemanfaatan teknologi sederhana yang dapat diterapkan dalam skala lokal.

Koordinator Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Khairun, Fatma Muchdar, M.Si optimis dengan kolaborasi antara pergiruan tinggi, pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk membangun sektor perikanan yang berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kapasitas pembudidaya di Desa Tuada, sekaligus menjadikan desa ini sebagai desa binaan yang dapat menjadi model untuk daerah lainnya,” ungkapnya.

Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Barat, Agustinus Mahole. Menurutnya, langkah yang dilakukan akademisi dari Prodi Budidaya Perairan FPIK Universitas Khairun yang aktif turun langsung ke masyarakat, sangat penting dalam membangun kepercayaan diri masyarakat dalam mengelola sumber daya perikanan yang ada.

“Pendekatan seperti ini sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan sektor perikanan kita, terutama dalam membangun kapasitas kelompok pembudidaya agar mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional,” ucap Agustinus.

“Kami sangat mengapresiasi upaya para akademisi dari Prodi Budidaya Perairan FPIK Universitas Khairun ini,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tuada, Hilman Malik menyambut baik inisiatif ini. Ia berterima kasih kepada Prodi Budidaya Perairan FPIK Universitas Khairun atas perhatian dan pendampingan yang diberikan.

“Penetapan Desa Tuada sebagai desa binaan tentu akan membawa manfaat besar bagi masyarakat kami, khususnya dalam pengembangan potensi perikanan budidaya,” singkatnta.

Ismi Musdalifa, M.Pi salah satu dosen cantik dan pintar dari Prodi Budidaya Perairan yang viral di beberapa media online beberapa waktu lalu, menjelaskan Kegiatan bina desa ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mewujudkan Desa Tuada sebagai pusat pembelajaran dan praktik terbaik dalam budidaya perairan di Halmahera Barat.

“Universitas Khairun berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat melalui pendekatan berbasis riset dan inovasi teknologi yang relevan dengan kebutuhan lokal. Saya mengajak kepada Gen Z dan Milenial mari bergabung kuliah di Prodi Budidaya Perairan FPK Unkhair,” akhirnya. (kin)