Okebaik- Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara (Malut) melakukan upacara HUT Kabupaten yang ke-34, di Pendopo Falcilno Weda, Kamis (31/10/2024).

Seperti biasanya, usai melakukan upacara dirangkaikan dengan berbagai acara, salah satunya tarian kolosal.

Kali ini panitia HUT melibatkan sebanyak 150 siswa yang ada di Halmahera Tengah untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-34 Kabupaten Halmahera Tengah.

Pantauan Okebaik, para peserta tarian dibagi dalam beberapa group dengan berbagai macam tarian dan busana yang memukau para tamu.

Saat tarian dipersembahkan diiringi lagu dan sinopsis tarian yang dibacakan oleh Ketua Panitia penyelenggara HUT, Arman Alting.

Menurutnya, tarian yang dipersembahkan itu menceritakan tentang perjuangan rakyat melawan penjajahan VOC di Maluku. Gerakan tari yang dilakukan oleh para Penari terinspirasi peperangan yang terjadi saat itu.

Sedangkan, parang, salawaku dan tombak merupakan alat perang yang digunakan oleh rakyat maluku terhadap penjajah.

Tarian kreasi ini adalah sebagai bentuk kegembiraan terhadap kemenangan rakyat maluku terhadap penjajah.

Tarian dana-dana adalah tarian pergaulan yang bersifat menghibur. Tarian dana-dana diciptakan untuk remaja muslim pada waktu itu dengan tujuan untuk menghibur dan untuk mempererat tali silaturahmi serta untuk penyebaran agama islam, melalui syair yang dilakukan oleh pengiring tari dana-dana.

Tarian kene-kene adalah tarian dari Kabupaten Halmahera Tengah. Tarian ini melambangkan pergaulan muda-mudi yang penuh dengan kebahagiaan dan keharmonisan.

Sejarah munculnya tarian kene-kene terinspirasi dari sekelompok masyarakat yang berbahagia saat menikmati hasil panen dari perkebunan. Rasa bahagia dengan hasil panen tersebut kemudian Mereka secara berkelompok menari sambil meletakan hasil panennya ke wadah dengan melantunkan saut syair yang berisi ungkapan rasa bahagia dan pesan-pesan moral yang bertemakan tentang kehidupan.

Tarian Bon mayu merupakan sebuah gerak dari tari topeng yang mengekspresikan tentang tradisi maratim masyarakat pesisir halmahera tengah yang secara sosio kultular berada datam witayah sangaji (adipati) gamrange (tiga negeri) yaitu Weda, Patani dan Maba.

Tarian lala adalah tarian tradisional yang berasal dari tiga negeri (maba, patani dan weda). Tarian ini merupakan tarian yang terinspirasi dari sebuah cerita rakyat, yang menceritrakan tentang sepasang suami istri yang saling menyayangi dan mengasihi hingga dipisahkan oleh maut.

Dalam perkembangannya, tarian lala telah maju dan berkembang serta sudah ditarikan pada saat acara-acara pernikahan dan penyambutan tamu-tamu yang datang di negeri Fagogoru. (ren)