Okebaik- Pernyataan Ketua DPC PKB Kota Ternate, Muhajirin Bailussy saat kampanye salah satu calon Wali Kota Ternate di Kelurahan Kulaba, Kecamatan Ternate Barat, Kamis (26/09/2024) malam, ditanggapi Ketua DPC Demokrat Kota Ternate Heny Sutan Muda.

Menurut Heny, Muhajirin lupa diri jika mengkritik kebijakan Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman. Bahkan Muhajirin menampar dirinya sendiri. Sebab, Muhajirin selaku Ketua DPRD Kota Ternate, ikut terlibat dalam kebijakan pemerintah kota dibawa kepimpinan Tauhid Soleman.

“Kalau hari ini Muhajirin berkoar-koar soal buruknya wali kota, itu seperti menampar wajah sendiri. Selama tiga tahun terakhir, dia turut menikmati dan menyetujui kebijakan pemerintah kota melalui keputusan legal di parlemen, di mana dia sendiri sebagai Ketua DPRD,” ungkap Heny dengan nada ketus.

Heny yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Ternate itu, menyebut tudingan Muhajirin terkait kepemimpinan Tauhid Soleman yang dianggap diskriminatif dan memprioritaskan keluarga, hanyalah strategi untuk menyudutkan Tauhid Soleman.

Padahal, Muhajirin sendiri terlibat dalam merekomendasikan sejumlah kerabat dan saudaranya, untuk menduduki posisi penting seperti kepala dinas, pejabat, hingga lurah di lingkungan Pemerintah Kota Ternate.

“Ini kemunafikan politik yang luar biasa. Selama tiga tahun duduk sebagai Ketua DPRD, Muhajirin tak pernah menolak atau mempermasalahkan kebijakan-kebijakan yang diambil bersama pemerintah kota,” ungkapnya.

Muhajirin, lanjut Heny, berperan penting dalam pengambilan keputusan yang dilakukan Pemerintah Kota Ternate. Kini, menjelang pemilu, Muhajirin tiba-tiba ingin tampil sebagai pahlawan yang membela rakyat. Padahal ia terlibat langsung dalam keputusan-keputusan yang kini ia kritik.

“Jangan karena berbeda pilihan di Pilkada ini, lalu bilang Pak Tauhid gagal. Bukannya Muhajirin juga ikut menikmati dan teribat dalam setiap kebijkan pak Tauhid,” kata Heny.

Heny juga menyangkan tuduhan Muhajirin mengenai monopoli kekuasaan yang melibatkan keluarga wali kota. Menurutnya, serangan tersebut tak berdasar dan bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan.

“Kalau dia mau bicara soal nepotisme, dia harus berkaca dulu. Banyak pejabat penting di pemerintahan Kota Ternate yang merupakan orang-orang dekatnya dia. Sangat ironis jika Muhajirin menuduh orang lain melakukan hal yang justru, ia praktekkan sendiri. Publik tidak bodoh, dan kita tidak akan membiarkan politik tipu-tipu seperti ini mendominasi narasi kampanye,” ujar Heny.

Heny meyakini, bahwa masyarakat Kota Ternate cukup cerdas dalam menilai situasi politik. Menurutnya, serangan seperti ini hanyalah upaya putus asa, untuk menarik simpati, namun tidak akan berhasil mempengaruhi persepsi publik. ***