Okebaik- Sejumlah pria terlihat asyik berkreasi dengan barang-barang bekas dan bisa mendatangkan uang. Sejumlah pria ini merupakan kelompok nelayan “berkah” yang merupakan binaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.
Kelompok nelayan ‘berkah’ yang ada di Kelurahan Kayu Merah, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, ini mengolah sampah laut, terutama sampah plastik dan dijadikan berbagai model karya seni.
Kepala DKP Kota Ternate, Faisal Harun Dano Husein kepada Okebaik mengatakan, kelompok nelayan ‘berkah’ merupakan satu dari sekian kelompok nelayan binaan DKP Kota Ternate yang terpilih dalam program Kementerian Kelautan, dan Perikanan (KKP), yakni Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut tahun 2023.
Menurutnya, esensi dari kegiatan Bulan Cinta Laut 2023 adalah, bagaimana merubah perilaku masyarakat, terutama nelayan dalam ikut menjaga laut sebagai sumber mata pencaharian utama, agar bebas dari sampah.
“Jadi ketika mereka para nelayan ke laut untuk mancing, mereka bukan hanya mancing tapi juga ikut memungut sampah yang ada di laut, terutama sampah plastik. Mereka pulang melaut bukan hanya membawah ikan tapi juga sampah,” ungkap Faisal Harun Dano Husein.
Faisal mengaku, tidak hanya kelompok nelayan ‘berkah’ yang ada di Kelurahan Kayu Merah yang mengikuti progam KKP Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut. Namun ada juga sejumlah kelompok nelayan binaan DKP yang tergabung dalam koperasi Bubula Macahaya dan Marimoi Jaya yang ada di Kelurahan Jambula.
Para kelompok nelayan ini, lanjut Faisal, konsisten untuk sama-sama menjaga kelestarian dan ekositem laut dengan memungut sampah yang ada di laut.
“Ini yang kita harapkan, para nelayan tidak hanya melaut mencari ikan, tapi mereka juga ikut menjaga kelesatraian laut. Dengan apa, mereka pulang melalut harus bawa pulang sampah. Artinya ketika mereka temukan sampah di laut harus angkat,” jelasnya.
Untuk kelompok nelayan ‘berkah’, kata Faisal, sukses mewakili Kota Ternate dan berhasil mendapatkan pengharaan dari KKP. Pengharaan itu beruapa 1 unit mesin temple.
“Mereka dapat bonus 1 unit mesin. Tapi karena tidak dapat kapal Fiberglas, sehingga pak wali kota yang kasih bantuan 1 unit kapal dengan mesin,” jelasnya.
Para kelompok nelayan ‘berkah’, kata Faisal, juga memanfaatkan limbah sampah pelastik di laut ini dengan membuat karya seni yang bernilai ekonomis. Kreatifitas mereka dengan membuat miniatur seperti kapal, alat musih dan juga topi camping.
“Karya ciamik ini berasal dari sampah-sampah plastik yang mereka kumpulkan sata melaut,” jelas Faisal.
Faisal berjanji, akan melakukan koordinasi dengan OPD terkait, sehingga hasil karya kelompok nelayan binaan DKP ini bisa lebih berkembang. Sebab, kerajinan miniatur ini masih memiliki prospek yang bagus sehingga butuh modal juga promosi yang masif.
“Saya akan koordinasi dengan OPD terkait, sehingga bisa berama-sama membantu para kelompok nelayan yang kreatif seperti ini,” jelasnya.
Selain itu, peralatan yang dipakai juga masih seadanya seperti gergaji, cutter, penggaris dan lem. Untuk itu, pihaknya akan ikut membantu menyiapkan fasilitas yang lebih memadai. ***
Tinggalkan Balasan