Okebaik- Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara (Malut), berkomitmen menurunkan angka stunting di Sula hingga mencapai 14 persen pada tahun 2024.

Hal ini disampaikan Sekretaris daerah (Sekda) Kepulauan Sula, Muhlis Soamoleh kepada sejumlah awak media, Jumat (28/06/2024).

Menurutnya, untuk mendorong percepatan penurunan stunting, maka Pemkab Kepulauan Sula menyelenggarakan pengukuran dan intervensi secara serentak bagi sasaran stunting.

“Tentu harus disertai dengan edukasi dan tindakan yang tepat sasaran, terutama bagi yang bermasalah pada gizi,” ungkapnya.

Program ini diharapkan dapat terlaksana dengan baik, melalui peningkatan, komitmen, kordinasi dan kerjasama antara pemerintah daerah dan kecamatan hingga desa serta tenaga medis dan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan kegiatan intervensi serentak penurunan angka stunting.

“Intervensi serentak percepatan penurunan angka stunting ini merupakan tindak lanjuti surat edaran dari Mendagri tentang pelaksanaan kegiatan intervensi serentak pencegahan penurunan stunting di setiap daerah,” jelasnya.

Muhlis menyebutkan, angka stunting di Kepulauan Sula mengelami tren penurunan dari angka 28,5 persen, menjadi 18,8 persen. Berdasarkan data survei status gizi Indonesa (SSGI) tahun 2023 ini, penurunan stunting di Sula bisa mencapai titik yang semakin membaik.

Atas nama pemerintah daerah, Muhlis mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh stakeholder serta lapisan masyarakat yang terlibat lansung dalam penurunan stunting.

“Pemkab berkomitmen khusunya menekan stunting demi terwujudnya generasi berkualitas,” tegasnya.

“Karena pembangunan SDM berkualitas merupakan salah satu pilar bagi pencapaian visi Indonesia 2025, yaitu manusia Indonesa yang memiliki kecerdasan tinggi dan menjunjung tinggi pluralisme berbudaya, relegius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etaka,” sambungnya.

Orang nomor tiga di lingkup Pemkab Kepulauan Sula ini juga mengajak seluruh jajaran mensukseskan gerakan intervensi pencegahan stunting. Apalagi, masa pelaksanaan intervensi serentak sangat terbatas, sehingga membutuhkan sinergi dan kalaborasi yang kuat dari semua pihak untuk mencapai Output  serta Outcome yang diharapkan dalam menyongsong era Indonesa emas 2045.

“Mari kita semua sukseskan secara bersama gerakan intervensi serentak pencegahan stunting dengan meningkatkan sinergi dan kalaborasi demi mewujudkan Kepulauan Sula bebas stunting. Untuk itu, pihaknya berharap sekali lagi kepada semua stakeholder terus bersinergi agar kedepan harus mencapai angka 14 persen di tahun 2024,” pintanya. (iss)

Okebaik_satu
Editor