Okebaik- Mimpi Gubernur Maluku Utara Nonaktif, Abdul Gani Kasuba untuk membangun bandara Internasional Sultan Nuku yang terletak di Desa Loleo, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, dipastikan mangkrak.

Sebab, proyek pembangunan bandara Sultan Nuku atau disebut bandara Loleo itu, hingga kini tidak terlihat adanya progress pembangunan. Apalagi, Pemprov Malut diperhadapkan dengan anggaran yang terbatas.

Bahkan Plt Kepala Bappeda Malut, Yasin Hayatudin pun mengakui hingga kini belum melihat dokumen perencanaan pembangunan Bandara Loleo.

“Kita belum bisa berbuat banyak karena diperhadapkan dengan anggaran yang terbatas,” ungkpa Plt Kepala Bappeda Malut, Yasin Hayatudin.

Padahal, perencanaan pembangunan Bandara Loleo merupakan program prioritas Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang tertuang dalam dokumen perencanaan percepatan ibu kota baru Sofifi.

“Kita belum rekam secara utuh, jangan sampai memberikan penjelasan tidak sesuai dengan tatanan transportasi (tatranas) dan tatanan transportasi lokal (tatralok). Jadi kita baca dulu aturannya karena belum dapat informasi seakurat apa Bandara Loleo itu,” jelasnya belum lama ini.

Terkait percepatan ibu kota baru Sofifi, saat ini pemerintah daerah belum bisa berbuat banyak, karena diperhadapkan dengan anggaran yang begitu terbatas.

“Ibu kota baru inilah kebutuhan kita. Pemeritah pusat juga mendorong, hanya saja kita keterbatasan anggaran. Tentu kebutuhan paling mendesak adalah di tingkat bawah, jadi nanti di pilah kebutuhan mana yang paling mendesak. Nanti dilihat seperti apa ke depan ibu kota baru Sofifi,” tandasnya.

Sekadar diketahui, pembangunan Bandara Loleo didesain bertaraf internasional dan diprediksi menelan anggaran sekitar Rp7 triliun. Sementara itu, pembangunan kota baru Sofifi telah menjadi salah satu agenda prioritas nasional sejak RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024. ***

Oke Baik
Editor