Okebaik- Dugaan kasus pengeroyokan dan penganiayaan di Desa Sekom, Kecamatan Sulabesi Selatan, resmi dilaporkan ke Polres Kepulauan Sula, Minggu (12/10/2025).
Ditemui di SPKT Polres Kepulauan Sula, Kepala SPKT Ipda Jaya Afandi M. Soumena membenarkan, keluarga korban Sadam Umamrama telah melaporkan ke SPKT Polres Sula.
“Pelapornya adalah istri korban sendiri yang melaporkan,” katanya, Selasa (14/10/25).
Ipda Jaya Afandi menyampaikan, pihaknya sudah mengajukan permintaan visum ke pihak RSUD serta menindaklanjuti ke Sat Reskrim Polres Sula.
“Dan untuk sementara sudah ditangani pihak Reskrim, ” ucapnya.
Lebih lanjut Ipda Jaya Afandi, terduga pelaku yang dilaporkan istri korban satu orang berinisial A dan beberapa orang temannya.
“Yang dilaporkan itu terduga satu dan beberapa orang temannya, “ungkapnya.
Sementara itu, korban Sadam Umarama ditemui di RSUD Sanana, Senin (13/10/25) menyampaikan kronologis kejadiannya. Sadam menceritakan, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu malam di Desa Sekom. Sadam bersama kaka sepupunya menghadiri acara joget (kelanjutan acara Atiqah) di salah seorang warga Sekom.
Jelang solat Subhu, korban sempat diminta kembali pulang ke Desa Wai Ina oleh pamannya yang juga Babinsa. Korban semula sudah menjauh dari lokasi acara dan hendak pulang. Namun kembali hampiri lokasi pesta karena hendak memanggil sepupunya yang diketahui bernama Yayang yang masih joget.
Belum sampat memanggil sepupunya, korban sudah dihadang oleh Sekretaris Desa Sekom Arham Soamole dan Babinsa tersebut.
“Belum sempat panggil kaka sepupunya saya untuk pulang, sudah tepar dengan Babinsa dan Sekdes. Di situ, si Sekdes ini bilang bahwa anak-anak Wai Ina itu pukul mereka,” kata Korban ketika ditemui di RSUD Sanana, Senin (13/10/25).
Ditambahkan korban, setelah pernyataan Sekdes tersebut, oknum Babinsa langsung layangkan pukulan. Korban langsung lari menyelamatkan diri di rumah Kepala Desa, Kisman Duwila. Namun di depan rumah Kades itulah kurban justru dilabrak oleh orang yang tak dikenal hingga jatuh terkapar tak berdaya.
“Saya mau masuk ke rumah Kades, tiba-tiba ada yang pukul punggung belakang saya menggunakan kayu lata. Saya langsung jatuh. Tapi saya masih sadar. Mereka lanjut lempar dengan batu, pukul dengan kayu lata di belakang dan rusuk saya. Saya kurang kenal pelakunya. Sambil pukul saya sempat mendengar ada yang bilang bahwa kalau pukul itu pukul sampai mati,” tuturnya.
Sementara oknum Babinsa dikonfirmasi menyampaikan, dirinya tidak tahu menahu kajadian persis dugaan pengeroyokan itu. Menurut Babinsa, memang dirinya sempat menampar korban sekali. Tamparan pada korban itu lantaran tidak mengindahkan perintahnya untuk kembali ke Desa Wai Ina.
“Oman (sapaan korban) ini ada hubungan saudara dengan saya juga. Saya sudah pulangkan dia secara baik-baik. Karena saya lihat dia Oman dalam kondisi mabuk dan acara sudah mulai tidak kondusif. Lagi pula sudah jelang pagi. Saya kira si Oman sudah pulang, padahal beberpa menit kemudian dia kembali lagi ke sabua acara. Saya sedikit geram, sehingga saya menamparnya di dalam sabua acara. Kemudian Oman lari. Selanjutnya saya sudah tidak tau lagi,” jelasnya Babinsa.
Lebih lanjut oknum Babinsa, dirinya dan tiga pemuda desa Sekom mengantar Yayang (sepupu korban) menggunakan motor ke ujung kampung desa Sekom.
“Saya dan tiga pemuda desa Sekom bantu antar Yayang ke ujung kampung untuk ambil motornya. Karena motornya diparkir di situ. Kami sempat menunggu Sadam di situ,”ujarnya.
Beberpa menit menunggu namun Sadam tak kunjung datang, Babinsa langsung balik pung ke rumah. Babinsa mengaku bahwa dirinya mengetahui Sadam dikeroyok setelah keluarga korban datang di rumahnya.
“Setelah antar Yayang, sayang langsung pulang. Besok pagi keluarga korban datangi saya di rumah barulah saya tau bahwa Sadam dipukul itu,” pungkasnya. (iss)
Tinggalkan Balasan