Pagi itu, laut Morotai masih gelap. Angin membawa dingin yang menusuk tulang, tapi Pria sudah bersiap di perahu ayahnya untuk membantu ayahnya. Anak muda itu lahir dari keluarga nelayan.

Sejak kecil ia tahu, laut adalah teman sekaligus ujian hidup. Ayahnya selalu berkata, “Di balik setiap ikan yang kita bawa pulang, ada doa dan pengorbanan.”

Setiap kali mengemudi perahu, ayah selalu teringat wajah ibu yang menunggu di rumah, dan sekeluarga yang selalu menanti kepulangan ayahnya. Baginya, melaut bukan sekadar pekerjaan, tapi bentuk cinta. Cinta kepada keluarga, juga cinta kepada laut yang memberi kehidupan.

Baca Juga:Pergi

Sore harinya, ketika perahu-perahu kecil mulai kembali, anak-anak di kampung berlari ke pantai. Mereka tertawa, melompat, dan berteriak memanggil ayah mereka. Pemandangan itu selalu membuat Pria terharu. Ia merasa, para nelayan adalah pahlawan yang berjuang melawan ombak, lalu pulang membawa kehidupan untuk orang-orang yang mereka cintai.

Di tepi pantai, ada seorang gadis yang sering menunggu kepulangan Pria. Namanya Khadijah. Tatapannya penuh lega setiap kali melihat peria kembali. Bagi Khadijah, mencintai seorang anak nelayan berarti belajar sabar.

Ia tahu, laut tidak selalu ramah. Kadang membawa hasil yang melimpah, kadang hanya pulang dengan tangan kosong. Tapi cinta, seperti perahu, selalu punya alasan untuk pulang.

Baca Juga:Langit

“Pria” kata khadija suatu sore, “kau tahu? Memancing bagimu bukan hanya pekerjaan. Itu hidupmu. Sama seperti cintamu kepadaku, yang tak pernah lelah meski diuji ombak.”

Pria hanya tersenyum. Kata-kata itu meneguhkan hatinya. Ia percaya, menjaga laut sama halnya dengan menjaga cinta. Kalau laut rusak, kehidupan nelayan pun ikut hancur. Karena itu, ia selalu berkata pada teman-temannya: “Mari kita lestarikan laut dan dukung kesejahteraan nelayan Morotai.”

Hari-hari terus berjalan. Laut tetap jadi sahabat sekaligus tantangan. Tapi bagi pria, di balik setiap ombak yang ia hadapi, selalu ada cinta yang menunggu di darat. Cinta dari ibu, dari adik-adik, dan dari Khadijah yang setia menanti.

Cinta anak nelayan bukanlah cerita tentang kemewahan. Itu adalah kisah tentang ketulusan, pengorbanan, dan harapan. Tentang seorang pemuda yang berani menantang badai demi kehidupan keluarga, dan tentang gadis yang percaya, bahwa cinta sejati adalah ketika hati selalu pulang meski sejauh apa pun ombak membawa pergi.

 

Baca Juga:Pergi

Rijwar Pina

Ketua Umum SPMMT MU