Okebaik- Literasi Demokrasi (LIDA) Maluku Utara menggelar dialog publik dengan tema, “Praktisi Bertanya”.

Diskusi ini menghadirkan lima orang praktisi sebagai narasumber, diantaranya Syaiful Madjid, praktisi sosial budaya, Faris Bobero, praktisi media, Zulfikfly Idris, trainer dan praktisi urban farming, Hendra Kasim, praktisi hukum dan salah satu calon DPRD Dapil Ternate Selatan-Moti, Yahya Alhadad.

Koordintaor Literasi Domokrasi Malut, Risaldi Ali mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membahas masalah perkotaan yang hingga sekarang tak terselesaikan diantaranya seperti sampah, kesehatan, pendidikan dan lainnya.

“Semua masalah ini tak lepas dari kebijakan Pemkot yang tidak didasarkan dengan kajian yang matang,” ucap Risaldi.

Terlepas dari itu, kata Risaldi Ali, DPRD Kota Ternate pun selama ini terkesan lemah menjalankan tugas dan fungsinya. Ini menjadi alasan mengapa pentingnya bagi LIDA Malut untuk menghadirkan salah satu calon DPRD Kota Ternate, Yahya Alhadad.

Menurutnya, dari semua caleg yang ada di Kota Ternate, pihaknya tidak menemukan pokok-pokok pikiran atau politik gagasan seperti yang dilakukan Yahya Alhadad.

“Terlepas dari dia sebagai calon DPRD, beliau juga adalah seorang akademisi yang punya pemikiran, gagasan, konsep cukup matang dan punya begitu banyak pengalaman”, ungkapnya.

Forum diskusi seperti ini, kata Risaldi, sangat penting sehingga masyarakat bisa tahu kemampuan caleg yang ada agar tidak salah memilih. Caleg yang kemampuan intelektualnya bagus bisa diukur lewat pemikirannya, baik dalam bentuk ucapan, tindakan maupun tulisan, termasuk rekam jejaknya.

“Politik gagasan itu sangat penting karena tujuannya adalah untuk menciptakan iklim demokrasi yang baik, jujur, terbuka dan edukatif,” urainya.

“Harapan besar kita semua adalah tidak salah memilih caleg yang utamakan politik uang, ketimbang politik gagasan dan ini yang harus kita hindari,” tandas Risaldi. ***

Oke Baik
Editor